Persebaya Sudah Kena Denda Senilai Rp 1 Miliar

Persebaya Sudah Kena Denda Senilai Rp 1 Miliar
Persebaya Sudah Kena Denda Senilai Rp 1 Miliar. Hingga pekan ke-23 Liga 1, Persebaya Surabaya merupakan klub dengan jumlah denda terbanyak yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI.

Manajer Persebaya Surabaya Candra Wahyudi sampai keheranan. Dia bahkan tak sadar kalau Green Force –julukan Persebaya- sudah mengoleksi denda hingga Rp 1 miliar.

Jumlah yang dinilai cukup fantastis. Menurutnya, denda yang diberikan jelas memberi dampak buruk pada klub. “Secara bisnis, ini (denda) nggak baik. Mengurangi potensi pemasukan klub,” katanya kepada Jawa Pos.

Laga kontra Arema FC (6/5) menjadi biang keladi. Persebaya harus merogoh kocek cukup dalam. Dari laga itu saja, Komdis menjatuhkan denda sebesar Rp 410 juta kepada manajemen Persebaya. Hampir separuh dari total denda yang dijatuhkan pada Green Force.

Saat itu tensi tinggi membuat laga berjalan cukup panas. Papan skor bertuliskan Arema FC dibalik. Pelempaaran botol dilakukan. Flare juga ada yang menyala. Sejatinya, Bonek sudah melakukan edukasi agar tak ada flare maupun pelemparan botol. “Tapi dengan catatan, wasit bisa memimpin laga dengan objektif,” kata pentolan Bonek Tubagus Dadang Kosasih.

Sementara itu, koordinator tribun timur Hasan Tiro menilai sanksi berupa denda memang wajar. Tapi, dia meminta agar Komdis transparan dalam menjatuhkan denda. “Jangan tebang pilih. Lihat saja Arema FC yang penontonnya meluber hingga melukai pelatih Persib (Mario Gomez),” tegasnya.
Manajemen Persebaya sadar hal itu tak dibenarkan. Tapi, denda yang dijatuhkan jelas sangat berat. Karena itu, Candra berharap agar ke depan Komdis bisa lebih terbuka.

“Selama ini proses sidang tak pernah melibatkan klub. Kami berharap ke depan klub diberi kesempatan untuk hadir di sidang komdis. Diberi kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi,” tegas pengganti Chairul Basalamah itu.

Hal itu pula yang dikeluhkan pelatih Persib Bandung Mario Gomez. Hingga saat ini, Persib sudah dijatuhi denda sebesar Rp 280 juta. Itu belum termasuk larangan bertanding bagi para pemainnya selama beberapa pekan. Hal yang membuat Gomes berang.

Dia sampai membandingkan dengan Komdis di negaranya, Argentina. “Sebelum didenda atau disanksi, Komdis di Argentina selalu panggil pemain dan pelatih. Berdialog dulu sebelum ambil keputusan,” ujarnya. “Di situ kami punya kesempatan membela diri,” tambah Gomez.

Sejatinya, Arema FC juga mendapat sanksi yang cukup besar. Total, Singo Edan –julukan Arema FC- mendapat hukuman denda hingga Rp 580 juta. Jumlah itu menempatkan Arema FC berada di rurtan kedua di bawah Persebaya.

Arema FC boleh saja sudah menyetor Rp 580 juta ke Komdis. Tapi, General manager Arema FC Ruddy Widodo menilai hukuman berupa denda terasa ringan. Sebab, pembayarannya bisa dipotong dari hak siar televisi. “Berapapun nilainya, pasti akan dibayar oleh klub. Menurut saya, sanksi denda nggak efektif,” imbuhnya.

Karena itu, dia dia tak ingin menyalahkan siapapun. Sebab, Ruddy menilai prestasi klub memengaruhi perilaku supporter. “Mungkin itu merupakan bentuk kekecewaan. Tapi, seyogyanya, kekecewaan yang berlebihan harus bisa dikontrol,” papar Ruddy.

Meski begitu, Candra Wahyudi meminta agar PSSI bisa menggunakan uang hasil denda dengan bijak. Sebab, selama ini memang belum ada keterbukaan dari PSSI soal uang denda tersebut.
Karena jumlahnya tak sedikit, dia ingin agar PSSI melakukan langkah konkret. “Misal PSSI bisa membentuk bidang untuk mengedukasi supporter dan klub,” jelas pria kelahiran Bojonegoro itu.

Comments

Popular posts from this blog

Pembangunan Pangkalan Militer AS Siap Didanai Polandia

Bulan Baik untuk Indeks Harga Saham Gabungan

Duka Korban Gempa dan Tsunami Palu